“Jalan kita
mungkin berputar. Tapi suatu saat entah kapan, kita pasti punya kesempatan jadi
diri sendiri- Perahu Kertas Dee Lestari”
Itulah
salah satu ungkapan Penulis Dee Lestari yang tertuang dalam karyanya Perahu
Kertas. Dee sendiri mengatakan bahwa baginya menulis adalah
sebuah passion. Passion di sini dapat diartikan sebagai hasrat
untuk melakukan apa yang kita suka. Setiap orang
memiliki passion yang berbeda-beda. Boleh jadi passion yang
ada berawal dari sebuah hobi seperti membaca, menulis, bermain
musik, traveling, menggambar dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dee
Lestari mengaku bahwa ia suka menulis sejak kecil. Di usia sembilan tahun ia
bermimpi buku-buku karyanya terpajang di rak toko buku. Dee tidak hanya
bermimpi belaka, ia berusaha untuk mewujudkannya. Dia mulai berlatih menulis,
menulis, dan menulis. Akhirnya ia berhasil menjadi penulis yang karya-karyanya
laris manis di pasaran. Hingga 15 tahun telah berkarya ia tetap komitmen dan
konsisten untuk menelurkan karya-karya yang berkualitas. Hal tersebut
dikarenakan passion menulis yang ada dalam dirinya.
Menulis
merupakan proses mengamati, berpikir, mencipta, berefleksi dan kemudian
menuliskannya. (Dee)
Jadi,
menulis membutuhkan kepekaan agar kita dapat menggali ide atau gagasan untuk
dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Seorang penulis yang baik tidak hanya
bisa sekadar menulis namun juga
diperlukan sklill (kemampuan). Skill menulis tidak lahir
secara alami begitu saja melainkan harus dilatih secara terus menerus. Memulai
kegiatan menulis merupakan hal yang sulit bagi penulis pemula. Oleh karenanya
jika ingin menjadi penulis hebat ya harus berani memulai menulis dahulu. Jangan
berharap tulisan yang dihasilkan akan seindah tulisan puisi - puisi Sapardi
Djoko Damono. Untuk sampai pada tahap itu ya harus berlatih secara konsisten.
Disini
kuncinya adalah mau berlatih dan mau berusaha. Dee sendiri melatih
kemampuan menulisnya dengan selalu mengamati hal-hal kecil di sekitarnya.
Setiap benda di sekitar kita dapat menjadi inspirasi untuk tulisan. Sehelai
tisu yang ada di tangannya bisa menjadi cerita galau dipikiran Dee.
Semuanya
hanya perlu mendapat sedikit sentuhan imajinasi dan kreativitas
(Dee)
Daripada
bingung mau menulis apa, Dee menyarankan agar memulai untuk menulis apa yang
kita tahu. Misalkan Dee sendiri suka kopi maka ia menulis cerita tentang kopi.
Dee suka science maka ia menulis novel supernova. Hal-hal yang
familier akan memudahkan untuk menulis. Disini yang terpenting ialah jujur,
ikuti kata hati. Jangan pura-pura meniru tulisan yang tidak disukai hanya
karena mereka populer. Tulislah sesuatu yang benar-benar disuka.
Dee
Lestari lebih dulu dikenal masyarakat sebagai penyanyi di grup vokal bersama
Rida Sita daripada penulis. Namun seperti yang Dee katakan sendiri bahwa jalan
kita mungkin berputar tapi suatu saat entah kapan, kita pasti punya kesempatan
untuk menjadi diri sendiri.
Pada
saat itu Dee memang dikenal sebagai penyanyi namun passion menulis dari kecil
tetap ada dan mengalir dalam dirinya. Tidak banyak masyarakat yang tahu bahwa
di sela-sela kesibukannya menyanyi, Dee tetap berlatih menulis dan menulis.
Bahkan beberapa tulisannya dimuat di media.
Sejak
mengeluarkan novel pertamanya Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang jatuh pada
tahun 2001 ia mulai dikenal masyarakat sebagai penulis. Akhirnya mimpi Dee
ketika berusia sembilan tahun “buku-buku karyanya terpajang di rak toko buku”
telah menjadi kenyataan. Dee membuktikan bahwa dengan passion dan kerja keras
apapun menjadi mungkin. Dee benar-benar bekerja keras untuk bisa menerbitkan
Novel Supernova pertamanya itu. Meskipun banyak kendala yang harus dihadapi.
Setelah
menerbitkan novel pertamanya, ia lalu menerbitkan novel-novel berikutnya
seperti Perahu Kertas, Akar, Petir, Gelombang, . Hal tersebut adalah pencapaian
yang luar biasa. Kemampuan menulis Dee sudah tidak diragukan lagi, beberapa
kali ia meraih penghargaan bergengsi. Itu semua berkat passion menulisnya,
berbagai kendala, rintangan, dan kejenuhan menulis bisa atasi olehnya.
“Find your
passion”.
Itulah
kalimat yang selalu Dee utarakan dalam setiap kesempatan.
NB: Tulisan itu terisnpirasi sehabis
Seminar Nasional Literasi bersama Dee di Universitas Negeri Semarang.